Manajemen Produksi Tahu Tempe Dalam Meningkatkan Pendapatan Usaha Di Pengolahan Tahu Tempe Kelapa Gading Sejahtera Kecamatan Tembilahan
Abstract
Kegiatan awal dalam suatu pekerjaan adanya perencanaan dalam bentuk
memikirkan hal-hal yang terkait dengan pekerjaan itu agar mendapatkan hasil yang
optimal. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dalam usaha. Dengan
demikian, manajemen produksi diharapkan dapat mengatur atau mengelola agar
mampu menciptakan dan menambah nilai guna atau manfaat suatu barang atau
jasa. Berawal dari ada terjadinya keadaan yang tidak stabil, dimana pendapatan
pengusaha tahu tempe Kelapa Gading Sejahtera Kecamatan Tembilahan
mengalami kenaikan dan penurunan. Selain itu, disebabkan oleh faktor harga dan
persediaan bahan baku, kurangnya informasi pasar terkait dengan permintaan
konsumen, dan rendahnya kualitas sumber daya manusia terhadap pengawasan
proses produksi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manajemen produksi tahu tempe dalam
meningkatkan pendapatan usaha di pengolahan tahu tempe Kelapa Gading
Sejahtera Kecamatan Tembilahan. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek
penelitian adalah pemilik usaha, pengawas dan pemasar di Pengolahan Tahu
Tempe Kelapa Gading Sejahtera Kecamatan Tembilahan sedangkan objek
penelitiannya adalah manajemen produksi tahu tempe dalam meningkatkan
pendapatan usaha di Pengolahan Tahu Tempe Kelapa Gading Sejahtera Kecamatan
Tembilahan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, metode pengumpulannya dengan
cara wawancara dan dokumentasi mengenai manajemen produksi tahu tempe
dalam meningatkan pendapatan usaha di Pengolahan Tahu Tempe Kelapa Gading
Sejahtera Kecamatan Tembilahan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: manajemen produksi tahu
tempe dalam meningatkan pendapatan usaha di Pengolahan Tahu Tempe Kelapa
Gading Sejahtera Kecamatan Tembilahan, sudah diterapkan dengan baik dalam
perencanaan sistem produksi, sistem pengendalian mutu produksi, dan sistem
informasi produksi. Akan tetapi, ada beberapa kegiatan produksi yang masih
dilakukan dengan cara manual seperti pembungkusan tempe tidak dapat dikerjakan
dengan mesin, kegagalan fermentasi akibat cuaca, terkena benda berbau tajam,
kurangnya kebersihan yang mengakibatkan kegagalan total.