Adab Murid Terhadap Guru dalam Kitab Bidayatul Hdayah Perspektif Imam Al-Ghazali dan Relevansinya dengan Tokoh Lain
Abstract
Pada era sekarang ini banyak murid yang mengandalkan
pikirannya dan mengandalkan kepandaiannya sehingga lupa tentang
etika pada guru (menghormati guru) padahal pelajar itu akan
mendapt ilmu dan memanfaatkan ilmunya kecuali menghormati ilmu
dan ahli ilmu serta menghormati gurunya. Begitu juga dengan
mencari guru yang baik menurut anjuran Islam. Tujuan Penelitian
untuk mengetahuai pendapat tentang adab menghormati guru dan
cara memilih guru yang baik menurut Imam Al-Ghazali.
Penelitaan mendasar pada studi kepustakaan (Liberary
Research), dimana peneliti mengunakan pendekatan deskriftif.
Sumber data primer yang di gunakan dalam penelitian ini dalam
Kitab Bidayatul Hidayah karangan Imam Al-Ghazali. teknik
pengumpulan data yang dapat digunakan dalam penelitian ini
adalah studi pustaka dengan dokumentasi.
Dalam penelitian ini penulis juga menganalisis perasamaan
pendapat Imam Al-Ghazali tentang adab murid menghormati guru
dan cara memilih guru yang baik dan relevansinya dengan
pendapat para ahli yang lainnnya.
Maka dapat disimpulkan bahwa; 1)Adab murid menghormati
guru menurut Imam Al-Ghazali yaitu;menghormati guru dengan
salam, tidak berbicara sebelum ditanya.tidak menyangkal ucapan
guru, tidak mengucapkan sesuatu yang berbeda, tidak boleh
bertanya kepada teman duduk, tidak boleh menoleh kiri kanan,
akan tetapi harus duduk sopan, tidak banyak bertanya ketika
gurunya sedang kelihatan lelah, Jika guru berdiri, murid harus
memberinya jalan. tidak boleh menyela pembicaraan guru. tidak
boleh bertanya kepada guru ditengah jalan, sebelum sampai ke
tempat yang dituju. 2)Cara memilih guru yang baik menurut Imam
Al-Ghazali yaitu yaitu; seorang guru memiliki sikap sabar,
tabah, memiliki wibawa, tidak sombong, santun, rendah hati,
tidak suka bercanda, berlaku lembut, hati-hati terhadap orang
yang sombong, memperbaiki akhlak orang yang dungu dengan
isyarat, tidak memandang rendah pada jawaban “aku tidak tahu”,
berusaha memberi jawaban yang mudah untuk dipahami, mau
menerima hujjah, tunduk kepada kebenaran dan kembali kepadanya,
melarang murid mempelajari ilmu yang bisa menimbulkan mudharat,
Mencegah murid dari mendahulukan rafdhu kifayah. Guru
menunjukan ketakwaan agar menjadi contoh bagi murid.