Hukum Jual Beli Baju Dengan Harga Tunai Dan Kredit Dalam Perspektif Ekonomi Islam di Desa Tekulai Hilir
Abstract
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya suatu masalah dimana praktek jual-beli
kredit bukan hanya karena faktor kebutuhan, namun ada juga karena keinginan
masyarakat untuk memiliki dan memakai pakaian yang bagus untuk menaikkan
status sosial di lingkungannya. Demi memakai pakaian yang bagus supaya
dipandang masyarakat bisa menyebabkan kemacetan dalam pembayaran. Karena
setiap bulannya tidak bisa membayar angsuran. Hal ini akan mengakibatkan
bertumpuknya hutang dan menimbulkan keburukan untuk dirinya sendiri maupun
orang lain.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hukum jual beli baju dengan harga
tunai dan kredit dalam perspektif ekonomi islam di Desa Tekulai Hilir. Dalam
penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah penjual dan pembeli baju
sedangkan objek penelitiannya adalah hukum jual beli baju dengan harga tunai
dan kredit dalam perspektif ekonomi islam di Desa Tekulai Hilir.
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan dengan menggunakan
metode kualitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Primer
dan Data Sekunder. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
teknik sampel jenuh terdiri dari 3 orang sebagai penjual, sedangkan pembeli tidak
diketahui sehingga menggunakan teknik Non Probability Sampling. Teknik
pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan wawancara dan observasi.
Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: Hasil dari hukum jual beli
baju dengan harga tunai dan kredit dalam perspektif ekonomi Isam. Praktik jual
beli baju yang di lakukan belum dapat dikatakan baik sebab ada beberapa
kesalahan yang dapat menyebabkan bertumpuknya hutang dan menimbulkan
keburukan untuk dirinya sendiri maupun orang lain. Karena ada beberapa
sebagian masyarakat yang belum sepenuhnya memahami tentang jual beli. Dari
segi ijab qabul tidak ada penyelasan mengenai batas keterlambatan dalam
pembayaran yang disebabkan oleh adanya pembeli yang selalu menunda-nunda
pembayaran demi membiyayai kebutuhan yang lain.